Meneladani Makna Salam, Wujud Keimanan dan Kasih Sayang Sesama Muslim
PA Tanjungkarang – Jum’at, 24 Oktober 2025
Bertempat di Masjid Al-Mahkamah Pengadilan Agama Tanjungkarang, seluruh aparatur mengikuti kegiatan Bimbingan Rohani (Bimroh) setelah salat Ashar yang disampaikan oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanjungkarang, Elmishbah Ase, S.H.I.,M.H.. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan tausiyah yang bersumber dari Surah Yunus ayat 10 tentang pentingnya mensucikan Allah dalam setiap doa agar doa tersebut menjadi doa yang seperti doa penghuni surga.

Wakil Ketua menegaskan bahwa doa yang baik berawal dari hati yang bersih dan lisan yang memuliakan Allah. Beliau juga menekankan pentingnya menghidupkan sunnah salam sebagai bentuk kasih sayang dan tanda keimanan. “Ketika kita bertemu seseorang, hendaknya kita memberi salam. Namun, saat ini banyak yang enggan mengucapkannya,” ujar beliau.
Ada tiga sebab seseorang enggan mengucapkan salam, yaitu: tidak memahami bahwa salam merupakan kewajiban bagi sesama muslim, mengganti salam dengan ucapan lain, dan takut dicap sebagai muslim yang radikal. Padahal, salam bukan sekadar basa-basi, melainkan doa dan bentuk kasih sayang antar sesama.
Sebagai Aparatur Sipil Negara, beliau mengingatkan pentingnya memahami makna tiga salam yang sering diucapkan, yaitu Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera, dan salam kebajikan, termasuk penghormatan dari berbagai agama dan budaya seperti namo budaya serta om santi santi om.
Dalam penutup tausiyahnya, Wakil Ketua menyampaikan bahwa tidaklah seseorang masuk surga hingga ia beriman, dan tidaklah seseorang beriman hingga ia saling mencintai sesama muslim. Salah satu sebab seseorang dapat masuk surga adalah dengan membiasakan mengucapkan salam di antara kaum muslimin. “Selamanya manusia jarang berdoa, dan sepelit-pelit manusia adalah orang yang jarang mengucapkan salam kepada saudaranya,” tutup beliau.




